Produktivitas manusia dan
segala kegiatan saat ini yang telah dilakukan masyarakat dunia menjadikan
efisiensi energi lingkungan semakin berkurang. Tidak adanya penerapan teknologi
dan pengetahuan yang memadai dalam pengelolaan energi, khususnya sampah menjadikan
sistem pemusnahannya semakin memperparah keadaan lingkungan.Kebiasaan membakar
sampah plastik merupakan salah satu rutinitas yang senantiasa dilakukan oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini. Baik di wilayah pedesaan maupun
perkotaan masih terdapat masyarakat yang memusnahkan sampah jenis ini dengan
cara mengubur atau membakarnya.
Plastik merupakan salah satu
jenis limbah yang non-biodegradable sehingga sifat ini menjadikan sampah
plastik sangat sulit untuk terurai di lingkungan. Menurut hasil survey,
Indonesia menghasilkan 2.052.000.000 kantong plastik dalam sehari. Dari
sebagian besar produksi limbah plastik ini, banyak diantaranya yang masih belum
dimanfaatkan dan diolah sebagaimana mestinya.
Pemusnahan limbah plastik
dengan cara pembakaran yang sering dilakukan oleh sebagian besar masyarakat
ternyata berdampak buruk terhadap lingkungan, kesehatan maupun kehidupan
ekonomi. Menurut Andari Kristanto, salah seorang ilmuwan sekaligus dosen Teknik
Lingkungan Universitas Indonesia, “pemusnahan sampah dengan metode pembakaran
sangat tidak disarankan walaupun mungkin ada beberapa limbah yang harus dibakar
untuk memusnahkannya.”Pembakaran limbah jenis plastik menghasilkan berbagai
senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu, pembakaran
limbah jenis ini juga hanya akan menambah jenis pencemaran yang ada. Jumlah
satu ton sampah plastik sekali pakai yang dibakar akan menghasilkan jumlah
karbon dioksida yang sama dengan 1 ton. Pembakaran limbah jenis plastik akan
menghasilkan gas buang dan residu yang justru menambah jenis pencemaran yang
terjadi di lingkungan. Bahaya tersebut biasanya diitimbulkan oleh adanya emisi
gas dan partikel debu. Gas-gas berbahaya yang ditimbulkan oleh pembakaran
sampah
antara lain adalah gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), Dioxin dan
Furan.
antara lain adalah gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), Dioxin dan
Furan.
Salah satu jenis zat yang
sangat berbahaya dalam kandungan gas sisa pembakaran plastik adalah dioksin
yang bersifat karsinogen atau menimbulkan kanker. Efek samping dioksin terhadap
binatang adalah perubahan sistim hormon, perubahan pertumbuhan janin,
menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh.
Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker)
dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang lebih besar bisa
mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut `chloracne.’
mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut `chloracne.’
Gas karbondioksida yang
tercipta ketika adanya proses pembakaran dapat memperbesar kemungkinan
penipisan lapisan ozon dan meningkatkan pengaruh rumah kaca di permukaan bumi.
Asap hasil pembakaran juga meningkatan resiko masyarakat terkena kanker
paru-paru karena di dalam kandungan asap hasil pembakaran tersebut terdapat
berbagai senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar